Diferensiasi adalah
Suatu proses merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran
perusahaan. Tawaran tersebut harus dipersepsikan oleh konsumen sebagai hal yang
berbeda, namun harus benar-benar berbeda dalam hal content, context dan
infrastrukturnya.
Taha-Tahap
Diferensiasi :
1.
menemukan model nilai konsumen. Perusahaan harus membuat semua
daftar produk dan jasa yang mempengaruhi persepsi konsumen yang menjadi target
market terhadap value.
2.
membangun hirarki nilai pelanggan, perusahaan harus menyusun
setiap faktor kedalam satu kelompok dari empat kelompok yaitu: Basic (dasar),
expected (harapan), desired (keinginan) dan unanticipated (kejutan).
3.
menemukan sepaket nilai konsumen. Perusahaan harus memilih
kombinasi antara faktor yang intangible dan tangible untuk membedakan dengan
pesaing dan menciptakan konsumen yang loyal.
Alat Diferensiasi
Alat
Diferensiasi
Perusahaan dapat melakukan diferensiasi pada lima dimensi (Kotler, 2003) yaitu:
produk, services, personel, chanel dan image.
1. Diferensiasi Produk
Diferensiasi
produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik.
Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa
benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing.
Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara
lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun
itu diperbolehkan.
Tujuan
dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai
keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan
produk perusahan dibanding produk pesaing maka akan lebih mudah mengembangkan
marketing mix untuk produk tersebut.
2. Diferensiasi Jasa
Menurut Kotler (2003) ketika produk tidak mudah untuk di diferensiasi maka
perusahaan perlu menambah nilai pelayanan serta meningkatkan kualitasnya.
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product,
place, price, promotion, people, packaging, programming patnership sehingga
kualitas jasa yang dirasakan oleh konsumen melebihi harapan.
Menurut
Tjiptono dalam Sukawati, 2003, cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah
secara konsisten memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik daripada para
pesaing. Hal ini dapat dicapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas
jasa yang diharapkan para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua
variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang
diharapkan (expexted service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada
yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia
jasa yang bersangkutan. Bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived
expexted), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa
itu lagi.
Menurut Kotler (2003), diferinsiasi jasa dapat dilakukan pada delivery yaitu
bagaimana produk dan jasa sampai kepada konsumen. Disini termasuk kecepatan dan
keakuratannya. Instalation yaitu bagaimana sebuah produk terpasang dengan baik
di tempat konsumen. Customer training dan customer consulting yaitu bagaimana
perusahaan memberikan pengarahan dan mendengarkan keluhan dari konsumen.
3. Diferensiasi Personal
Diferensiasi
personal adalah diferensiasi lewat keunggulan personal. Hal ini dapat dilakukan
dengan meningkatkan kompetensi karyawan melalui peningkatan pengetahuan,
courtesy atau keramah tamahan, sopan santun dan bersahabat, credibility yaiu
dapat dipercaya dan jujur serta responsiveness yaitu cepat tanggap menghadapi
pelanggan.
4. Diferensiasi Image (Citra)
Menurut
Zyman, S, 2000 dalam Sukawati, 2003 citra identik dengan atribut adalah sebuah
karakteristik, yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda.
Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat dari elemen pencitraan, yang
menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun,
memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan
setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki prospek yang baik
secara terus- menerus.
Perusahaan yang tidak menciptakan hubungan antara penciptaan citra dan
penjualan produk sering kali tidak melakukan pekerjaan yang baik. Menurut
Sergio Zyman (200) dalam Sukawati, 2003, banyak perusahaan yang sukses dalam
menjual produk karena produk mereka memiliki citra jelas yang menentukan posisi
mereka di titik yang secara potensial menarik dalam pilihan konsumen yang
begitu banyak.
Dasar Diferensiasi
Kotler
(2002:256), menjelaskan bahwa keunggulan bersaing sebuah
perusahaan
salah satunya dengan perbedaan (differentition) tawaran perusahaan yang
akan
memberikan nilai lebih kepada konsumen ketimbang yang dibawakan pesaing.
Penawaran perusahaan kepada pasar dapat di
diferensiasikan, diantaranya :
1. Diferensiasi produk
(product differentiton)
Sebuah
perusahaan dapat mendeferensiasikan produk secara fisik seperti
konsistensi,
keawetan, keandalan, atau dapat diperbaiki.
2. Diferensiasi
pelayanan (service differentiation)
Sebagai
tambahan dari perbedaan secara fisik, perusahaan dapat membedakan
servis yang
menyertai produk, misalnya : penyerahan, pemasangan, perbaikan,
pelatihan,
servis, konsultasi dan sebagainya.
3. Diferensiasi
personil (personnel differentiation)
Perusahaan
dapat meraih unggul yang sangat bersaing dengan memperkejakan
dan melatih
karyawan yang lebih baik ketimbang yang bekerja di perusahaan
pesaing.
4. Diferensiasi saluran
(Channel differentiation)
Perusahaan
dapat menguasai pasar, jika dan hanya jika perusahaan tersebut
memiliki
kekuatan dalam pendistribusian produk mereka.
5. Diferensiasi citra
(image differentiation)
Ketika
pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli akan menganggap
berbeda
berdasarkan pada citra perusahaan atau merek.
Rumusan diferensiasi
berdasarkan
tiga dimensi diferensiasi, diantaranya :
1. Konten (content)
Dimensi
diferensiasi yang menunjuk pada “apa” value yang perusahaan tawarkan
kepada
konsumen. Hal ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi. Content
differentiation sebagai
penawaran utama dari produk dan
perusahaan kepada
pelanggan.
2. Konteks (context)
Merupakan
dimensi yang menunjuk pada “cara” (how to offer) perusahaan
menawarkan
value kepada pelanggan. Dimana perusahaan membedakan diri dari
pesaing
berdasarkan pada bagaimana cara menawarkan value ke pelanggan.
3. Infrastruktur
(infrastructure)
Faktor-faktor
pemungkin (enable) terealisasikannya diferensiasi konten, konteks
diatas,
dimana dimensi ini menunjukan pada perbeban terhadap pesaing
berdasarkan
kemampuan teknologi (technology) kapabilitas SDM (people) dan
kepemilikkan
fasilitas (facility) untuk mendukung menciptakan diferensiasi
konten dan
konteks diatas.
Kriteria Diferensiasi
Diferensiasi
merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari sisi konten,
kontek maupun
infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak hanya berbeda tetapi
harus
memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka panjang. Menurut Kartajaya
(2004:148),
terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi, antara lain :
1. Menciptakan excellent value
Sebuah
diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada pelanggan
sehingga
perbedaan tersebut memiliki makna dimata pelanggan.
2. Keunggulan bersaing
Diferensiasi
perusahaan harus merupakan keunggulan
dibandingkan pesaing.
Sebuah
diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan perbedaan dengan pesaing
dan perbedaan
tersebut mencerminkan keunggulan dari penawaran perusahaan.
3. Memiliki keunikan
Agar diferensiasi
kokoh dan sustainable, maka harus
memiliki uniqueness
sehingga
tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk tidak mudah ditiru maka seperti
yang dikemukakan Michael Porter maka diferensiasi harus tersusun atas
sekumpulan
sistem aktivitas (activity system) yang saling terkait dimana antar
aktivitas-aktivitas
tersebut saling menunjang secara konstruktif satu sama lain.
Tahapan Membangun Diferensiasi
Menurut
Kartajaya (2004:156) dalam membangun
differentiation secara
kokoh dan
sustainable, maka harus melakukan beberapa tahap untuk membangunnya,
diantaranya :
1. Segmentasi,
targetting dan positioning
Langkah
pertama untuk membangun diferensiasi adalah melakukan segmentasitargeting yang
kemudian diikuti dengan perumusan
positioning produk, merek
dan
perusahaan. Segmentasi merupakan proses pemetaan pasar dan konsumen
secara
kreatif, setelah konsumen dibagi-bagi menjadi berbagai kelompok maka
yang akan
dijadikan pasar sasaran. Dengan mengetahui pasar sasaran yang ingin
dituju, maka
dapat diketahui lebih jelas segala hal yang ada di dalam benak
konsumen.
Sehingga perusahaan dapat menentukan
positioning di dalam benak
konsumen
tersebut akan membedakan dengan pesaing.
2. Analisa diferensiasi
Dari positioning
tersebut, proses pengorganisasian dengan baik pada sumbersumber diferensiasi yang memungkinkan,
baik yang telah ada saat ini maupun
yang memiliki
potensi untuk menjadi dasar diferensiasi di masa yang akan
datang.
Proses tersebut dilakukan dengan melihat sejauh mana sumber daya perusahaan
memiliki kelebihan dan kekurangan dari sumber diferensiasi melalui
konten,
konteks, dan infrastruktur untuk menjadikan diferensiasi yang unggul
dibandingkan
pesaing.
3. Uji sustainable
diferensiasi
Uji
diferensiasi apakah sustainable atau
tidak dengan melakukan analisis
kemungkinan
dasar diferensiasi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan baik itu
dari segi
konten, konteks dan infrastruktur. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menilai
sejauh mana sustainable diferensiasi, yaitu : tidak mudah ditiru dan
memiliki
keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan memiliki keunikan
maka akan
bertahan karena tidak mudah untuk disamakan dengan pesaing.
4. Komunikasi
Tahap keempat
yaitu mengkomunikasikan diferensiasi
yang ditawarkan untuk
membangun
persepsi yang lebih baik, setiap aspek dari program komunikasi
perusahaan
harus menunjukan diferensiasi yang ditawarkan.