Kamis, 04 Oktober 2012

Brand


Merek atau Brand adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan ( baik berupa logo, cap/ kemasan ) untuk menentukan identitas suatu barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual.
Brand adalah tanda pembeda yang digunakan suatu badan usaha sebagai penanda identitasnya dari produk barang atau jasa yang dihasilkannya kepada konsumen. Selain itu juga untuk membedakan usaha tersebut maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain.
Pada umumnya, merek dapat berupa nama, kata, frasa, logo, lambang, desain, gambar, atau kombinasi dua atau lebih dari unsur tersebut.

FUNGSI BRAND

• Tanda Pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang   secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya.
• Sebagai alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebutkan      mereknya.
• Sebagai jaminan atas mutu barangnya.
• Menunjukkan asal barang/jasa dihasilkan.
 
Pendaftaran Merek

Yang dapat mengajukan pendaftaran merek adalah :

• Orang.
• Badan Hukum.
• Beberapa orang atau badan hukum (pemilikan bersama).

Fungsi pendaftaran merek

• Sebagai alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek yang  telah didaftarkan.
• Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama secara keseluruhan atau sama pada pokoknya
  yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain untuk barang atau jasa sejenis.
• Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama secara keseluruhan atau sama
  pada pokoknya dalam peredaran untuk barang atau jasa sejenis.


Unsur-unsur brand

• Nama : Kata atau kata-kata yang dipakai untuk memperkenalkan perusahaan, produk, layanan,
  konsep.
• Logo : Merek dagang visual yang memperkenalkan brand.
• Slogan : Nokia “ connecting people “, AirAsia “ Now Everyone Can Fly “.
• Bentuk : Bentuk khas dari botol coca-cola atau Volkswagen beetle adalah unsur merek dagang dari
  brand tersebut.
• Grafis : Pita putih adalah salah satu bagian merek dagang dari brand coca-cola.
Warna : Owens-Corning adalah salah satu brand  (glass -fiber) berwarna merah muda.
• Suara : Sebuah lagu yang unik atau serangkaian catatan yang dapat “ menunjukkan “ brand tersebut.
  Salah satu contohnya :  NBC.
• Gerakan : Lamborghini membuat hak paten merek dagang yaitu pintu mobil yang bergerak naik
  keatas.
• Rasa : KFC memiliki merek dagang resep khusus dari 11 rempah-rempah untuk ayam gorengnya.

Brand Lokal

Brand atau merek yang di jual dan dipasarkan ( didistribusikan dan dipromosikan ) dalam area terbatas dan relatif kecil. Sebuah brand lokal adalah brand yang dapat ditemukan dalam satu Negara atau wilayah.

Ini dapat disebut merek daerah jika daerah tersebut meliputi lebih dari satu pasar kota metropolis(peme- rintahan, industri, perdagangan atau kegiatan tertentu lainnya). Dan juga brand yang dikembangkan un- tuk pasar nasional tertentu.

Segmentasi


Semua Tentang Segmentasi

Segmentasi adalah proses membagi pasar ke dalam beberapa group konsumen potensial dimana semua grup memiliki karakter yang sama dan memiliki perilaku pembelian yang sama. Tujuan dari melakukan segmentasi adalah untuk menganalisa pasar, menemukan karakter pasar dan agar dapat mengembangkan kompetisi perusahaan.
Segmentasi didefinisikan secara sederhana suatu proses membagi sebuah pasar menjadi kelompok-kelompok sangat  kecil, dimana kelompoknya memiliki sifat-sifat yang relatif seragam (homogen). Istilah segmentasi biasanya langsung dikaitkan dengan istilah targeting, yakni upaya untuk memilih segmen-segmen spesifik yang paling berpotensi untuk membeli produk kita.
Tujuan:
1.     karena adanya perbedaan atau keanekaragaman di dalam pasar itu sendiri. Tak ada satu orang pun yang sama, dan perbedaan tersebut sangat berpengaruh terhadap kebutuhan pasar.
2.     kita bisa menemukan peluang bisnis, bila kita berhasil menemukan kebutuhan pasar yang belum terpenuhi.
KRITERIA MELAKUKAN SEGMENTASI
Berbeda (Different)
Setiap segmen yang kita bentuk dalam melakukan segmentasi haruslah memiliki karakter yang berbeda dengan segmen lain dan juga pasar secara keseluruhan. Apabila antara segmen pria dan wanita ternyata memiliki perilaku yang sama terhadap produk kita, maka keduanya tidak dapat menjadi segmen yang terpisah.
Ukuran (Size)
Segmen pasar secara ukuran haruslah cukup besar dan memiliki potensi memberikan profit bagi perusahaan. Ketika sebuah perusahaan telepon selular melakukan survei pasar, terungkap bahwa ada pengguna telepon selular yang berusia di bawah 12 tahun. Namun demikian, karena jumlahnya hanya 2%, secara revenue kelompok ini tidak dapat dijadikan segmen terpisah bagi perusahaan telepon selular tersebut.
Dapat dijangkau (Reachability)
Segmen pasar yang kita bentuk, haruslah merupakan segmen yang dapat teridentifikasi dan terjangkau oleh aktifitas pemasaran kita. Sebagai contoh, sebuah perusahaan komputer tidak dapat membuat segmen berdasarkan frekuensi pemakaian, karena perusahaan tidak dapat mengetahui pasti berapa kali pengguna merek Toshiba, Acer, IBM, dan lain-lain mempergunakan komputer dalam sehari. Sebuah perusahaan deterjen menemukan dalam survei ada tipe ibu yang serius dan ada tipe ibu yang senang bercanda. Secara pemasaran, datanya memang cukup menarik, tetapi apakah perusahaan tersebut dapat mengetahui dimana tempat yang banyak ibu-ibu serius sehingga deterjen yang khusus ibu-ibu serius dapat terjual?
Memiliki respon yang berbeda (Variation in Market Response)
Segmen yang tidak menunjukkan perbedaan respon terhadap Marketing Mix yang dibuat, bukanlah segmen yang menarik. Contohnya, apabila insentif harga tidak merubah perilaku pembelian dari pasar yang kita tuju, maka membagi segmen berdasarkan sensifitas harga tidaklah efektif.
  Segmentasi Yang Efektif :

1.    Measurable (terukur)
Measurable berarti segmen pasar harus dapat membantu perusahaan dalam mengukur potensi pasar, daya beli konsumen serta ukuran alokasi sumberdaya.

2.    Substansial (banyak)
Substansial berarti segmen tersebut harus besar dan profitable untuk dilayani.

3.     Accessible (dapat diakses)
Accessible berarti segemen tersebut harus mudah dijangkau untuk dilayani.

4.    Differentiable (dapat dibedakan)
Differentiabel berarti segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
        5.  Actionable (dapat dilayani)
         Actionable berarti segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Targeting


Targeting

Targeting : Targeting adalah proses mengevaluasi segmen pasar dan memusatkan upaya pemasaran pada negara, kawasan atau kelompok orang yang memiliki potensi signifikan untuk beraksi secara positif terhadap stimulus pemasaran dari perusahaan. Proses targeting mencerminkan kenyataan bahwa perusahaan harus mengidentifikasi pelanggan yang dapat diakses dan dilayani secara efektif dan efisien.
Penetapan Target Pasar :
(1)  Diferensiasi segmen, bidang usaha yang membedakan segmen pasar sehingga  perusahaan menyediakan kebutuhan produk berbeda untuk tiap segmen yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan tiap segmen dan memberikan berbagai varian dari produk yang ditawarkan.

(2)   Undiferensiasi segmen, bidang usaha yang tidak membedakan segmen pasar.

(3)  Consentrate marketing, spesifikasi usaha yang maksudnya adalah perusahaan berkonsentrasi melayani kebutuhan dalam kelompok tertentu karena tidak semua orang bisa menikmati produk yang tersedia.

(4)  Market coverage strategy, merupakan strategi yang dilakukan dengan menggunakan sistem membership serta produk tidak dijual bebas (hanya di toko sendiri) sehingga dapat memudahkan konsumen dan produsen.
Jika sewaktu-waktu ada perusahaan yang memilih berkonsentrasi pada segmen tertentu saja, Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing, dan merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.
Proses Targeting
1.       Makin besar segmen, kecenderungan konsumen untuk memilih makin besar.
2.       Jika akan merumuskan targeting, rumuskan atau defenisikan pasar potensial terlebih dahulu.
Pentingnya Targeting :
  
1.Jika Anda bisa melakukannya dengan baik, sumber daya yang Anda miliki akan memberikan hasil yang menguntungkan bagi perusahaan Anda.
2.Hal ini karena strategi targeting yang tepat membuat Anda mampu mengalokasikan sumber daya secara efektif.

Diferensiasi

Diferensiasi adalah Suatu proses merancang seperangkat perbedaan yang bermakna dalam tawaran perusahaan. Tawaran tersebut harus dipersepsikan oleh konsumen sebagai hal yang berbeda, namun harus benar-benar berbeda dalam hal content, context dan infrastrukturnya.
Taha-Tahap Diferensiasi :
1.     menemukan model nilai konsumen. Perusahaan harus membuat semua daftar produk dan jasa yang mempengaruhi persepsi konsumen yang menjadi target market terhadap value.
2.     membangun hirarki nilai pelanggan, perusahaan harus menyusun setiap faktor kedalam satu kelompok dari empat kelompok yaitu: Basic (dasar), expected (harapan), desired (keinginan) dan unanticipated (kejutan).
3.     menemukan sepaket nilai konsumen. Perusahaan harus memilih kombinasi antara faktor yang intangible dan tangible untuk membedakan dengan pesaing dan menciptakan konsumen yang loyal.

Alat Diferensiasi
Alat Diferensiasi
Perusahaan dapat melakukan diferensiasi pada lima dimensi (Kotler, 2003) yaitu: produk, services, personel, chanel dan image.

1. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk perusahan dibanding produk pesaing maka akan lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut.
2. Diferensiasi Jasa
Menurut Kotler (2003) ketika produk tidak mudah untuk di diferensiasi maka perusahaan perlu menambah nilai pelayanan serta meningkatkan kualitasnya. Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product, place, price, promotion, people, packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan oleh konsumen melebihi harapan.
Menurut Tjiptono dalam Sukawati, 2003, cara lain untuk melakukan diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini dapat dicapai dengan memenuhi atau bahkan melampaui kualitas jasa yang diharapkan para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diharapkan (expexted service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Bila yang terjadi adalah sebaliknya (perceived expexted), maka ada kemungkinan para pelanggan akan menggunakan penyedia jasa itu lagi.
Menurut Kotler (2003), diferinsiasi jasa dapat dilakukan pada delivery yaitu bagaimana produk dan jasa sampai kepada konsumen. Disini termasuk kecepatan dan keakuratannya. Instalation yaitu bagaimana sebuah produk terpasang dengan baik di tempat konsumen. Customer training dan customer consulting yaitu bagaimana perusahaan memberikan pengarahan dan mendengarkan keluhan dari konsumen.

3. Diferensiasi Personal
Diferensiasi personal adalah diferensiasi lewat keunggulan personal. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensi karyawan melalui peningkatan pengetahuan, courtesy atau keramah tamahan, sopan santun dan bersahabat, credibility yaiu dapat dipercaya dan jujur serta responsiveness yaitu cepat tanggap menghadapi pelanggan.

4. Diferensiasi Image (Citra)
Menurut Zyman, S, 2000 dalam Sukawati, 2003 citra identik dengan atribut adalah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi citra adalah bauran yang tepat dari elemen pencitraan, yang menciptakan citra sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun, memaksimalkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap elemen citra untuk memastikan bahwa merek itu memiliki prospek yang baik secara terus- menerus.
Perusahaan yang tidak menciptakan hubungan antara penciptaan citra dan penjualan produk sering kali tidak melakukan pekerjaan yang baik. Menurut Sergio Zyman (200) dalam Sukawati, 2003, banyak perusahaan yang sukses dalam menjual produk karena produk mereka memiliki citra jelas yang menentukan posisi mereka di titik yang secara potensial menarik dalam pilihan konsumen yang begitu banyak.


Dasar Diferensiasi 

Kotler (2002:256), menjelaskan bahwa keunggulan bersaing sebuah
perusahaan salah satunya dengan perbedaan (differentition) tawaran perusahaan yang
akan memberikan nilai lebih kepada konsumen ketimbang yang dibawakan pesaing.
Penawaran  perusahaan kepada pasar dapat di diferensiasikan, diantaranya :

1. Diferensiasi produk (product differentiton)
Sebuah perusahaan dapat mendeferensiasikan produk secara fisik seperti
konsistensi, keawetan, keandalan, atau dapat diperbaiki.

2. Diferensiasi pelayanan (service differentiation)
Sebagai tambahan dari perbedaan secara fisik, perusahaan dapat membedakan
servis yang menyertai produk, misalnya : penyerahan, pemasangan, perbaikan,
pelatihan, servis, konsultasi dan sebagainya.

3. Diferensiasi personil (personnel differentiation)
Perusahaan dapat meraih unggul yang sangat bersaing dengan memperkejakan
dan melatih karyawan yang lebih baik ketimbang yang bekerja di perusahaan
pesaing.

4. Diferensiasi saluran (Channel differentiation) 
Perusahaan dapat menguasai pasar, jika dan hanya jika perusahaan tersebut
memiliki kekuatan dalam pendistribusian produk mereka. 

5. Diferensiasi citra (image differentiation) 
Ketika pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli akan menganggap
berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merek.
 Rumusan  diferensiasi
berdasarkan tiga dimensi diferensiasi, diantaranya :

1. Konten (content)
Dimensi diferensiasi yang menunjuk pada “apa” value yang perusahaan tawarkan
kepada konsumen. Hal ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi. Content
differentiation  sebagai  penawaran  utama dari produk dan perusahaan kepada
pelanggan.

2. Konteks (context)
Merupakan dimensi yang menunjuk pada “cara” (how to offer) perusahaan
menawarkan value kepada pelanggan. Dimana perusahaan membedakan diri dari
pesaing berdasarkan pada bagaimana cara menawarkan value ke pelanggan. 

3. Infrastruktur (infrastructure)
Faktor-faktor pemungkin (enable) terealisasikannya diferensiasi konten, konteks
diatas, dimana dimensi ini menunjukan pada perbeban terhadap pesaing
berdasarkan kemampuan teknologi (technology) kapabilitas SDM (people) dan
kepemilikkan fasilitas (facility) untuk mendukung menciptakan diferensiasi
konten dan konteks diatas.


Kriteria Diferensiasi 
Diferensiasi merupakan upaya menciptakan pembedaan baik dari sisi konten,
kontek maupun infrastruktur dan diferensiasi dibentuk tidak hanya berbeda tetapi
harus memiliki diferensiasi yang kokoh dalam jangka panjang. Menurut Kartajaya
(2004:148), terdapat tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi, antara lain : 

1. Menciptakan excellent value
Sebuah diferensiasi harus mampu menciptakan excellent value kepada pelanggan
sehingga perbedaan tersebut memiliki makna dimata pelanggan.
2. Keunggulan bersaing
Diferensiasi perusahaan harus merupakan keunggulan  dibandingkan pesaing.
Sebuah diferensiasi akan kokoh jika mencerminkan perbedaan dengan pesaing
dan perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari penawaran perusahaan.

3. Memiliki keunikan 
Agar diferensiasi kokoh dan  sustainable, maka harus memiliki  uniqueness
sehingga tidak mudah untuk ditiru oleh pesaing. Untuk tidak mudah ditiru maka seperti yang dikemukakan Michael Porter maka diferensiasi harus tersusun atas
sekumpulan sistem aktivitas (activity system) yang saling terkait dimana antar
aktivitas-aktivitas tersebut saling menunjang secara konstruktif satu sama lain.

Tahapan Membangun Diferensiasi 
Menurut Kartajaya (2004:156) dalam membangun  differentiation secara
kokoh dan sustainable, maka harus melakukan beberapa tahap untuk membangunnya,
diantaranya :
1. Segmentasi, targetting dan positioning
Langkah pertama untuk membangun diferensiasi adalah melakukan segmentasitargeting yang kemudian diikuti dengan perumusan  positioning produk, merek
dan perusahaan. Segmentasi merupakan proses pemetaan pasar dan konsumen
secara kreatif, setelah konsumen dibagi-bagi menjadi berbagai kelompok maka
yang akan dijadikan pasar sasaran. Dengan mengetahui pasar sasaran yang ingin
dituju, maka dapat diketahui lebih jelas segala hal yang ada di dalam benak
konsumen. Sehingga perusahaan dapat menentukan  positioning di dalam benak
konsumen tersebut akan membedakan dengan pesaing.
                  2. Analisa diferensiasi
Dari  positioning  tersebut, proses pengorganisasian dengan baik pada  sumbersumber diferensiasi yang memungkinkan, baik yang telah ada saat ini maupun
yang memiliki potensi untuk menjadi dasar diferensiasi di masa yang akan
datang. Proses tersebut dilakukan dengan melihat sejauh mana sumber daya perusahaan memiliki kelebihan dan kekurangan dari sumber diferensiasi melalui
konten, konteks, dan infrastruktur untuk menjadikan diferensiasi yang unggul
dibandingkan pesaing. 
3. Uji sustainable diferensiasi 
Uji diferensiasi apakah  sustainable atau tidak dengan melakukan analisis
kemungkinan dasar diferensiasi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan baik itu
dari segi konten, konteks dan infrastruktur. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menilai sejauh mana sustainable diferensiasi, yaitu : tidak mudah ditiru dan
memiliki keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan memiliki keunikan
maka akan bertahan karena tidak mudah untuk disamakan dengan pesaing.
4. Komunikasi 
Tahap keempat yaitu mengkomunikasikan diferensiasi  yang ditawarkan untuk
membangun persepsi yang lebih baik, setiap aspek dari program komunikasi
perusahaan harus menunjukan diferensiasi yang ditawarkan.

Positioning


Pengertian Positioning

Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya.
Pentingnya Positioning
1.        Reaksi atas posisi baru pesaing
Rasanya pasti tidak enak jika merek Anda terus diserang oleh pesaing. Kalau anda tetap berdiam diri terhadap pergerakan pesaing, anda mungkin akan dikesankan tidak mampu atau kalah bersaing. Repositioning dilakukan saat positioning Anda menjadi tidak unik dan tidak menunjukkan “ kenapa “ harus memilih merek anda dibanding pesaing.
2.        Menggapai pasar baru
Sebuah merek seringkali telah memiliki pasar yang bagus, tetapi pasar yang bagus tersebut justru sering memancing masuknya pesaing – pesaing baru yang ramai – ramai menyerang pemain yang sudah ada. Atau bisa saja sebuah merek merasa pasar yang selama ini dilayani sudah sulit berkembang, untuk itu perlu dipikirkan untuk menyasar segmen baru. Jika ingin menyasar segmen baru, apakah selalu harus menggunakan repositioning? Pertimbangannya sederhana, setiap segmen tentu memiliki karakteristik yang berbeda, jika Anda tetap menggunakan positioning lama untuk menyasar segmen baru, apakah cocok? Dapat dikatakan tidak. Untuk itu, jika berniat masuk ke pasar baru, lakukanlah repositioning.
3.        Menangkap tren baru
Pasar tidak ada yang statis, selalu ada trend – trend baru yang muncul. Perkembangan ini tentu merubah preferensi dan perilaku konsumen. Hal ini tentu saja sering memaksa kita memikirkan kembali positioning merek kita saat ini. Analisa dengan baik apakah tren tersebut bertahan lama dan yang paling penting adalah apakah trend tersebut akan merubah perilaku konsumen terhadap keputusan pembeliannya. Jika ya, maka anda harus melakukan repositioning.
4.        Mengubah value offering
Repositioning bisa dilakukan bila sebuah merek mencoba menawarkan value yang berbeda. Value disini menunjukkan perbandingan antara apa yang didapatkan konsumen (total get) dengan apa yang diberikan (“total give”). Dengan perubahan value yang ditawarkan ke konsumen, tentu sebuah merek mau tidak mau harus melakukan repositioning, karena yang ditawarkan sudah berbeda. Kalau masih tetap mempertahankan positioning yang lama, maka tidak menunjang perubahan value yang ditawarkan ke konsumen.

Product Positioning Strategy

1.     Penentuan posisi menurut atribut
Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibanding pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaannya, dan seterusnya. Misalnya Disneyland dapat mengiklankan din sebagai taman hiburan terbesar di dunia.
2.     Penentuan posisi menurut manfaat
Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu. Misalnya Knotts Berry Farm memposisikan diri sebagai taman hiburan untuk orang-orang yang mencari pengalaman fantasi, seperti hidup di jamankeemasan koboi Old West.
3.    Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan
Seperangkat nilai-nilai penggunaan atau penerapan inilah yang digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan pesaingnya, misal: Japanese Deer Park memposisikan diri untuk wisatawan yang hanya ingin memperoleh hiburan singkat.
4.     Penentuan posisi menurut pemakai
Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran lebih ditujukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Misalnya Magic Mountain dapat mengiklankan diri sebagai taman hiburan untuk ‘pencari tantangan’.
5.     Penentuan posisi menurut pesaing
Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya secara utuh dan diposisiskan lebih baik daripada pesaing. Misalnya: Lion Country Safari dapat beriklan memilk lebih banyak macam binatang jika dibandingkan dengan Japanese Deer Park.
6.     Penentuan posisi menurut kategori produk
Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu kategori produk. Misalnya:
Marineland of the Pacific dapat memposisikan diri bukan sebagai ‘taman rekreasi’ tapi sebagai ‘lembaga pendidikan’.
7.     Penentuan posisi harga atau kualitas
Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Misalnya Busch Gardens
dapat memposisikan din sebagai nilai terbaik untuk harga (dibandingkan penentuan posisi seperti kualitas tinggi/harga tinggi atau harga termurah.

Hal yang harus diperhatikan dalam Positioning
1.      Positioning adalah strategi komunikasi
Komunikasi menjembatani  produk dengan calon konsumen dan menyangkut aspek yang luas, meski positioning bukanlah sesuatu yang harus dilakukan terhadap produk, namun sangat berhubungan erat dengan atribut-atribut yang secara fisik maupun nonfisik yang melekat dengan perusahan.
      
2.      Positioning bersifat Dinamis
Persepsi konsumen terhadap suatu merek atau nama perusahaan bersifat relative terhadap struktur pasar atau persaingan yang terjadi. Jika kondisi pasar berubah atau ada nya pendatang baru yang menyebabkan pemimpin pasar jatuh dan berhasil menguasai pasar maka strategi positioning diubah.
           
            3.      Positioning berhubungan dengan event marketing
Positioning yang berhubungan dengan citra dibenak konsumen untuk pemasaran harus mengembangkan strategi pemasaran hubungan masyarakat melalui event marketing yang dipilih sesuai dengan karakteristik perusahaan.
4.      Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk
Konsumen pada dasarnya harus tidak membeli jasa atau produk tetapi konsumen harus membeli penggunaan produk.  Suatu produk jasa harus memiliki karakterisrtik dalam positioning yang disebut atibut yang menonjol dalam proses penyusunan produk atau jasa.

Syarat Positioning yang Baik

1.   Positioning mencerminkan keunggulan kompetitif

      Dalam melakukan positoning yang paling penting adalah kita mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin untuk ditonjolkan. Keunggulan bersaing ini bisa kita temukan lewat analisis internal yang yang mendalam atas perusahaan kita dan produk kita. Biasanya ide tentang keunggulan bersaing ini diproses lewat brainstorming (curah gagasan). Dalam hal apa saja kita bisa “tampil beda”. Kita bisa tampil beda dalam banyak hal, bisa dari produk, pelayanan, citra dari karyawan.
Dalam industri hiburan hal ini sering dilakukan, Para penyanyi yang berhasil banyak mengidentifikasi keunggulan dirinya agar lebih cepat di kenal publik.
2.   Positioning haruslah dipersepsi secara positip oleh pelanggan dan menjadi reason to buy.

      Artinya value yang kita berikan kepada pelanggan benar-benar menguntungkan bagi mereka dan menjadi alasan bagi mereka untuk membeli (reason to buy).
Lifebouy misalnya melakukan program memberikan 10 rupiah untuk pembangunan fasilitas kesehatan dan MCK di daerah-daerah setiap pembelian 1 sabun, program ini sambut positif oleh masyakat, selain sabun lifebouy dipersepsi sebagai sabun sehat keluarga, pelangga merasa membeli sabun berarti menolong lain.
Anita Roddick, CEO The body shop, membuat produk kosmetiknya melalui bahan-bahan alami dari tumbuh-tumbuhan, produknya akrab dengan lingkungan dan sering mengkampanyekan isu-isu lingkungan hidup dan sosial kemasyarakatan. Produk ini berhasil di terima dalam benak konsumen.
3.   Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah mendiferensiasikan diri dengan pesaing
     Saat mengembangkan positioning dan pembedaan (differensiasi) untuk mendukungnya, kita harus mewaspadai satu hal, yaitu janganlah ingin berbeda hanya karena perbedaan itu sendiri! Kita harus berbeda karena itu memang bermanfaat untuk konsumen, yang akhirnya menguntungkan. Untuk itu, perbedaan yang ingin dirasakan konsumen tetap harus mempunyai syarat sebagai berikut:

a. Menguntungkan kita
     Positioning yang kita jalankan haruslah pada akhirnya menguntungkan kita. Ia mampu membedakan kita dengan pesaing.

b. Penting bagai konsumen
     Ini masih ada kaitannya dengan yang pertama. Ketika perbedaan yang kita tonjolkan dianngap penting oleh konsumen, dengan sendirinya ia akan membeli produk kita (karena seharusnya menguntungkan).

c. Dapat di komunikasikan
    Tentu saja perbedaan yang ingin kita tonjolkan harus dapat kita komunikasikan. Hendaknya berbagai alat dan saluran komunikasi dapat kita manfaatkan untuk menyampaikan perbedaan itu pada konsumen. Mulai dengan beriklan, promosi penjualan, sampai dengan desain, kemasan produk, logo, karakter huruf.

d. Tidak mudah untuk di tiru
     Sedapat mungkin buatlah perbedaan yang memang sulit di tiru pesaing. Biasanya sebuah konsep, termasuk positioning, yang berhasil akan di tiru pesaing. Meskipun sulit tetapi tetap mengarah kesana.
Starbucks memposisikan diri sebagai “the world’s finest coffee Experience”, jadi starbuck tidak memposisikan gerainya sebagai warung kopi atau restoran kopi. Konsumen yang datang ke starbuck mencari pengalaman atau duduk-duduk nongkrong sambil menikmati kopi. Starbuck menyediakan fasilitas WiFi sehingga konsumen bias berinternet sambil menikmati kopi.
Perhatikan iklan-iklan obat Flu atau obat batuk setelah meminumnya konsumen akan lansung sembuh dan bisa bekerja. Konsepnya benar tetapi hampir semua iklan menggunakan konsep yang sama akibatnya sulit diingat oleh pelanggan.
     4. Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan bisnis
      Artinya perusahaan harus melakukan repositioning jika terjadi perubahan lanskap bisnis
Garuda meluncurkan kemudahan dalam penerbangan bagi pelanggannya melalui fasilitas e –travel, Air Asia berhasil tumbuh dibisnis penerbangan melalui penerbangan murah. Dalam bisnis rekaman pita kaset dan CD audio mulai di tinggalkan dengan masuknya teknologi MP3. Sampoerna berhasil mengedukasi pasar untuk merokok dengan low tar yaitu walaupun merokok tetapi tetap memperhatikan kesehatan.

Kelemahan Possitioning
1.  Tidak focus dalam merubah citra

                       Banyak produk yang gagal dalam mereposisi diri karena tidak fokus dalam merubah citra atau product yang di reposisi tidak bisa keluar dari positioning produk lama.
Green Sand atau Bir Bintang mengeluarkan produk Non Alkohol (alkohol 0%), dengan harapan bisa memperluas pangsa pasarnya produk ini dianggap produk banci, karena positioning Green Sand atau Bir Bintang dianggap minuman beralkohol. Prinsipnya bagi yang muslim ini menimbulkan keraguan-raguan. Karena citranya sebagai produk yang haram. Bagi para peminum jelas produk ini tidak akan menarik.
2.  Salah menggunakan media.

      Media berperan aktif dalam mengenalkan sebuah produk. Sekarang banyak berkembang produk-produk yang memilih saluran promosinya lewat film. Untuk itu perusahaan harus mampu memilih media yang tepat dan sesuai dengan karakteristik produk yang ingin di komunikasikan. Content produksi acara juga harus disesuaikan dengan karakteristk produk.
3.  Salah menggunakan endoser

       Fungsi selebrity sangat penting dalam mengkomunikasikan produk yang ingin dijual. Misalnya pemakaian bintang iklan (celebrity endoser) Tora Sudiro dianggap tepat dalam mengiklankan APV. Produk APV yang diprediksi tidak laku tenyata cukup diterima oleh masyarakat. Hal terlihat dari tingkat penjualan APV yang cukup lumayan.
4.  Memakai statement positioning yang terlalu banyak digunakan orang atau sulit ditepati janjinya.

         Kalimat (statement) yang paling sering dijumpai dinegara ini adalah ” kami memang bukan yang pertama, tapi yang terbaik (we are not the first but we are the best). Kalimat ini terlalu umum. Stament positioning haruslah bisa menggambarkan perusahaan kita. Jangan sampai kalimat yang kita buat justru akan merugikan kita, misalnya anda bilang bahwa produk atau layanan anda adalah terbaik. Tetapi tidak tercermin dari perilaku dan layanan perusahaan anda sehari-hari. Statement adalah janji yang harus anda buktikan. Jika anda yang terbaik, maka terbaik dibidang apa?

5.  positioning atau repositioning yang dilakukan tanpa melalui riset atau memperhatikan kondisi internal atau eksternal.